Entahlah…, kalimat itulah yang pertama sekali muncul ketika aq mengalami sebuah kegagalan. Kasus demi kasus yang kutangani sering sekali mendapat kesuksesan dengan hasil yang memuaskan. Namun kali ini aku terbentur…, aku bagai terjepit, terhempas ketika seluruh argumentasi dan bukti-bukti yang aku bawa ditolak. Pikiranku kosong ketika putusan tidak berpihak padaku.
Sebuah beban moral dan beban mental yang harus kupikul, karena kasus ini justru sebuah kasus yang menimpa saudaraku sendiri dan aku tidak berhasil untuk menyelamatkannya. Sedangkan kasus-kasus yang terjadi pada orang lain berhasil aku selesaikan dengan baik. Ya Allah…, tidak banyakkah doa yang kupanjatkan pada-MU…? Setiap kali aku bangun pagi selalu nama-MU yang pertama kali kuucap besyukur karena Engkau telah menjaga malamku dan aku telah Engkau perkenankan untuk masih sempat melihat pagi-MU. Tidakkah setiap pagi aku mohon agar apa yang aku kerjakan mendapat Rahmad dan pertolongan serta lindungandari-MU..? Tidakkah setiap pagi aku mohon agar lidahku tetap terjaga dari perkataan bohong…?
pagi ini, seperti pagi-pagi sebelumnya aku tak pernah berhenti berdoa pada-MU ya Allah. Seusai subuhku, dalam kekhusukanku kehadapan-MU setelah deretan doa-doa pagiku, kucoba utuk merenungi segalanya ya Allah.
Kegagalan yang kuhadapi ibarat aku telah mengidap sebuah penyakit yang begitu ganas, apakah aku masih bisa bersabar…? Sebuah renungan pagiku, sebelum aku memulai pekerjaan yang lain, aku mencoba mencari jawabnya ya Allah…
Anas bin Malik r.a meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: Allah Azza wa Jalla berfirman;”Sesungguhnya diantara hamba-hamba-Ku ada yang tidak pantas baginya Imannya selain kefakiran, sekiranya Aku buat dia kaya, justru kekayaan itu merusak imannya. Diantara hamba-hamba-Ku juga ada yang tidak pantas bagi keimanannya selain kekayaan, jika Aku jadikan ia fakir, maka kefakiran itu akan merusak imannya”
Diantara hamba-hamba-Ku ada pula yang tidak layak baginya keimanan selain berbadan sehat. Seandainya Aku buat ia sakit, maka penyakit itu akan merusak (imannya) dan diantara hamba-hamba-Ku ada yang cocok menderita sakit. Kalaulah Aku jadikan ia sehat, justru kesehatan itu akan merusak keimanannya.
Kemudian diantara hamba-hamba-Ku pun ada yang senang melakukan ibadah. Tetapi Aku tahan dia sedikit, agar ia ujub dengan ibadahnya. Demikianlah, Aku mengatur segala urusan hamba-hamba-Ku dengan pengetahuan-Ku terhadap apa yang tersimpan di dalam hati mereka. Sesungguhnya Aku ini maha mengetahui lagi maha mengenal.
Pagi ini ya Allah…dalam kekhususkan dan perenunganku telah kutanyakan pada diriku sendiri, apakah aku sabar atau sangat berputus asa dengan kegagalan ini, apakah aku akan semakin terpuruk atau sebaliknya? bahkan menghadapi kendala yang tidak kunjungan berkesudahan. Apakah aku biarkan tanpa penyelesaian, Aku berhusnuzon kepada-Mu ya Allah dengan cobaan ini semoga Keimanananku bertambah.
Ya Allah…, pagi ini kubiarkan ruhku menguasai raga seutuhnya, agar dapat lebih kuyakini bahwa kegagalanku kali ini, agar aku dapat lebih mendekatkan diri pada-MU ya Allah. Dan kuyakini juga, sekiranya aku berhasil dalam pada itu justru akan membawa kecongkakanku yang pada gilirannya akan mengurangi rasa imanku dan pada akhirnya membawa aku untuk mendurhakai Engkau ya Allah.
Ya Allah…, aku percaya telah mendapat jawaban dari kegagalanku itu… Aku akan turuti perintah-Mu untuk bersabar dengan baik, memaafkan dengan baik, dan menjauhi dengan cara yang baik.
Sabar yang baik ialah sabar yang tidak disertai keluhan, memaafkan dengan baik ialah memaafkan tanpa mencela, tanpa menyesalkan dan tanpa kekerasan, sedangkan menjauhi orang dengan cara baik yaitu menjauhi seseorang tanpa menyakiti orang tersebut.
Ya Allah, semoga aku tetap menjadi hamba-Mu yang beriman.
14 Juli 2008 at 10:36
ikut merenung ya
14 Juli 2008 at 12:20
Subhanallah, amin ya Rabbal alamin. Semoga kita selalu dalam keimanan dan bisa mensyukuri apa yang telah diberikan/ditakdirkan kepada kita. Selalu yakin bahwa apa yang diberikan adalah yang terbaik.
14 Juli 2008 at 13:10
Mungkin Allah lebih tau efek dari kasus ini, jikalau menang mungkin akan membuat sampeyan berbangga diri. Allah lebih tau apa yang terjadi di depan. kegagalan kali ini mungkin lebih baik.
14 Juli 2008 at 13:12
kegagalan hanya sebuah informasi bahwa cara yang kita gunakan belum benar
🙂
15 Juli 2008 at 00:15
merenung berarti introspeksi diri untuk lebih mendekatkan jiwa kepada-Nya
15 Juli 2008 at 01:07
Ndutz masih belum paham Bang, gmn bisa qt menjauhi orang tanpa menyakitinya?
15 Juli 2008 at 02:33
udah lama gak merenung kayak gitu. padahal daku mengalami banyak kegagalan…
ikutan deh
15 Juli 2008 at 02:47
aku malah merenung tiap pagi, dikamar mandi sebelum mandi, bukan guyonan ide cemerlang kadang datang.
15 Juli 2008 at 05:45
Alhamdulillah. berbahagialah bila mendapatkan petunjuk berharga dari-Nya, meskipun itu dari kegagalan, kesedihan, kehilangan, apalagi lewat perenungan
15 Juli 2008 at 08:10
Semoga dengan perenungan dan mendekatkan diri kepada Allah, mas dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan lebih bijak.
15 Juli 2008 at 09:34
Bagaimana jika kasus tersebut diteliti dan dianalisis kembali sehingga tidak akan menemui kejadian seperti ini di masa yang akan datang, seperti memperkuat argumentasi dan menambah bukti-bukti.
15 Juli 2008 at 12:23
wah kayaknya berat ya mas ji…???
ya tak doain moga cepet terselesaikan ya mas smua masalah yg sampean hadapi dengan solusi yg terbuuuuaaaeeekkkk buat smuanya
Amin3x…
15 Juli 2008 at 23:36
Setuju dengan yang dikatakan Yella sakti…
Tetap semangat….
16 Juli 2008 at 04:27
Amiin.. smoga saya juga termasuk hamba-Nya yang sabar..
17 Juli 2008 at 08:59
🙄 ..seharusnya malah bersyukur jika masih di-berikan sesekali kegagalan dalam suatu hal, jika terus menerus sukses/berhasil, khawatir jadi sombong dan berbangga diri.. Iblis menjadi musuh manusia pada awalnya bukanlah karena “jahat”, tapi karena sombong…
18 Juli 2008 at 04:52
perenungan jarang saya lalukan mas
18 Juli 2008 at 05:33
…dan saya selalu berpikiran begini:
“every things are meant to be happened”
mau pedih, mau luka, mau gembira, atau senang… episode yang dirancang Tuhan sudah yang paling sempurna. Jadi? Live with it, deal with it… day by day…….. It’s just a scenario, we’re just the actors… ^^
Semangat yah!
18 Juli 2008 at 07:46
merenung
dan segera bangkit
kita harus semangat dalam perbaikan 🙂
19 Juli 2008 at 05:36
@ realylife : mari sama-sama merenung
@suhadinet: amin, makasih pak.
@yella : aq juga meyakini itu la. dan aq kira qm benar.
@awan : benar mas awan, aq memang sedang mengintropeksi diri.
@ AngelNdutz: hmm gimana ya…, tanya yella aja dezh, hehehe
@ ray rizaldy: mari sobat…
@ ubadbmarko: dikamar mandi..? hmm, merenung pha menghayal pak…? hehehehe
@ zulmasri :aq bersyukur pak. semoga ini sebuah pelajaran bagiku.
@ Ani: amin, semoga.
@ laporan: benar pak, rencananya begitu.
@ zahroul aliyah : memang berat aya…, ya semoga aq dapat mengatasinya.
@Nin: yup, aq kan berusaha tetap semangat.
@azaxs : Alhamdulillah, semoga Allah menjaga iman kita.
@arief_dj: benar mas, semoga ini adalah pelajaran dari Allah.
@ gelandangan : itu sangat penting lho mas…
@ lala: ya.., semua memang dah dirancang Allah. aq kan menerimanya. thankz.
@ achoey sang khilaf : terima kasih sahabat..
21 Juli 2008 at 10:43
ya.. semangat..
21 Juli 2008 at 12:04
Allah Maha mengetahui yang terbaik. Sesuatu yang buruk menurut kita(misalnya tt kegagalan yg tersebut diatas), tidak menyenangkan, boleh jadi itulah yang terbaik untuk kita
Mulai dari Anas bin Malik r.anas sampai selesai amat baik untuk direnungkan agar kita tidak takabur bila diberi cobaan berupa kesenangan dan tidak berputus asa bila diberi cobaan berupa kesusahan. Selalu berprasangka baik terhadap Allah, amien
21 Juli 2008 at 12:25
AMIEN….
*berdoa buat diri sendiri juga…
21 Juli 2008 at 21:59
Salam
Selalu ada hikmah dibalik semua kegagalan dan proses, bukankah begitu??
22 Juli 2008 at 03:36
Sabar, kuncinya hanya sabar ya mas?
hmm… sebuah perenungan yang bikin saya ikutan merenung mas…
22 Juli 2008 at 05:10
subhanallaaaaahh……
Hati ini menjadi gerimis… setelah membaca perenungannya… hikzz… *ikutan ngerenungin diri juga neech*
22 Juli 2008 at 14:32
subhanallah.. saya jadi ikut merenung Pak…
22 Juli 2008 at 16:14
tetap sabar yah,mas.
23 Juli 2008 at 02:00
Kegagalan hanyalah sebuah kesuksesan yang tertunda…tidakkah begitu sahabat?
24 Juli 2008 at 01:44
merenung…. asal jangan sampe ketiduran… hehehehe…..
24 Juli 2008 at 02:30
hem….
sabar mungkin kunci sukses seseorg dalam menggapai hidup tapi memang teramat sulit untuk sabar yang benar2 ikhlas.. segala sesuatu yg terjadi pasti ada hikmahnya. soo.. keep smile n keep Allah in u’re heart 😀
24 Juli 2008 at 06:08
memaafkan dengan baik ialah memaafkan tanpa mencela, tanpa menyesalkan dan tanpa kekerasan, sedangkan menjauhi orang dengan cara baik yaitu menjauhi seseorang tanpa menyakiti orang tersebut.
😦 kdg2 aq masih belum sanggup, ijinkan aq belajar Ya Rabb…
24 Juli 2008 at 07:54
“Ya Allah, semoga aku tetap menjadi hamba-Mu yang beriman.”
AMIIIN…palagi rasanya grafik keimanan saya belakangan ini agak menurun..
Hiks
25 Juli 2008 at 02:59
Duh Yang komen HAWA semua… ikutan komen.. Kunjungan balasan.. **** kunjungan kenegaraan****
dan salam kenal kembali
26 Juli 2008 at 09:11
@ Sir Arthur Moerz : terima kasih.
@ Rita : ini sebuah pelajaran yang aq yakini memiliki hikmah luar biasa.
@ natazya : amin ya rabbal alamin jaza kumullah
@ nenyok : aq meyakini itu mbak.
@ kidungjingga: aq berusaha setegar mungkin sobat.
@ ly : gerimis selalu jadi penyejuk jiwa, dengan merenung ingin ku sejukkan jiwa ini.
@ chic : terima kasih karena ikut merasakannya mbak..
@ langitjiwa : terima kasih mas..
@ butt3rfly : aq juga percaya itu sahabat..
@ eka : aq justru merenung setelah bangun dari tidur ka..
@ ratu : sabar dan ikhlas serta berusaha bangkit kembali itu keinginanku sekarang.
@ perempuan : mari bersama-sama belajar dan membiasakan diri dalam rihdo Allah.
@ tc : hanya itu yang aq mohon kepada Allah untuk tidak berubah.
@ rivafauziah : mungkin karena kaum hawa memiliki hati yang halus dan gampang ibaan. monggo mbak n thankz ya dah mampir lagi.
28 Juli 2008 at 08:02
Amiiiiiiinnn….
*ikut merenung*
29 Juli 2008 at 05:28
teteplah semangat sobat
lama gak kunjung kemari
31 Juli 2008 at 00:22
Subhanallah ….
Perenungan yang mendalam….
Jika dengan ‘kegagalan’ yang bapak alami saat ini membuat bapak lebih dekat dengan-Nya, sesungguhnya bapak sedang dalam ‘keberhasilan’. Ada hikmah disetiap kehendak-Nya.
31 Juli 2008 at 00:23
Bisa nanganin kasus saya tidak pak? kasus patah hati [Halah!!].
1 Agustus 2008 at 06:44
@ emyou : monggo mbak karena itu lebih baik dari pada menyesali.
@ meylya : terima kasih mey.., semangat untuk itu tetap aq jaga.
@ BanNyu : aq rasa juga begitu, aq berhasil mencegah rasa putus asa dalam diriku. wah kalau kasus patah hati, hmmm kayaknya yella yang lebih pintar tuh, hehehehee
16 Agustus 2008 at 05:32
gmn mas dah kelar masalahnya..??
wah dah lama gak posting ya mas..??
24 Agustus 2008 at 16:44
Wah kang…turut simpati, tetap semangat…kita sebagai manusia hanya bisa berencana dan berbuat, tapi keputusan tetap di tangan Allah SWT yg lebih tau mana yg baik dan buruk untuk mahluknya
14 April 2009 at 16:26
hanya menitip satu pesan ” jangan ada kata TIDAK BISA tapi BELUM BISA “. kunci tuk menunda keputus asaan yang dibenci ole ALLAH SWT.